Laman

Sabtu, 01 Mei 2021

DISKRIMINASI

               1.  Pengertian

Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama

berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status sosial dan

lain-lain. Seseorang yang melakukan perbuatan diskriminasi berarti

memiliki sikap diskriminatif.

 

Kita sering mendengar sikap diskriminatif yang diterapkan dalam

beberapa negara yang umumnya mengarah pada politik rasis, yaitu

perlakuan yang tidak manusiawi terhadap warga berkulit warna.

Perlakuan semacam ini tentu telah banyak makan korban bahkan

mengarah pada perlakuan yang tidak manusiawi secara fisik.

 

Diskriminasi termasuk perilaku atau akhlak tercela sebab sikap ini

tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang mengutamakan prinsip:

1) Persamaan (as-sawa’),

2) Persaudaraan (ukhuwwah) dan

3) Tolong menolong (ta’awun)

 

          2.  Bentuk dan Contoh Perilaku Diskriminasi

Perilaku diskriminasi dapat dilihat dari praktik kehidupan

bermasyarakat. Misalnya; masih ada orang yang menganggap bahwa

kemiskinan sebagai sebuah kehinaan, keburukan rupa sebagai sebuah

malapetaka. Selain itu, masih ada orang yang melihat bahwa kedudukan

atau pangkat yang baik adalah strata yang paling mulia di masyarakat,

karena itu tidak jarang ada orang yang gila dengan jabatan. Masih

ada yang memandang bahwa kelompoknya lah yang paling hebat,

sementara kelompok lain itu rendah. Contoh sikap diskriminatif yang

lain mungkin bisa dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

          3.  Bahaya Diskriminasi

Dalam kehidupan sehari-hari sifat diskriminatif dapat merugikan

orang lain. Islam mengajarkan bahwa semua manusia mempunyai

kedudukan yang sama. Islam tidak membedakan manusia atas dasar

suku, bangsa, asal keturunan, pangkat, jabatan dan sebagainya. Karena

itu, manusia tidak boleh membeda-bedakan orang lain dalam pergaulan

sehari-hari.

 

Sikap diskriminatif sangat dilarang oleh Allah. Sebab perbedaan sosial,

suku, golongan dan sebagainya merupakan karunia Allah Swt. dan kita

tidak boleh memperlakukan perbedaan dengan bersikap diskriminatif,

karena akan berakibat negatif kepada manusia baik secara pribadi,

keluarga dan masyarakat seperti berikut ini:

- Munculnya ketidakadilan di masyarakat.

- Mudah berlaku sombong.

- Merasa lebih baik dari yang lain.

- Diskriminatif akan membawa pelakunya masuk ke dalam neraka.

 

          4.  Menghindari Diskriminasi

Ditinjau dari segi apapun sikap diskrimintaif ini tentu tidak

bisa dibenarkan. Terlebih lagi ditinjau dari kacamata Islam. Islam

merupakan agama yang universal dan menjadi rahmat bagi seluruh

manusia tanpa membedakan jenis kulit, suku, marga, golongan dan lain

sebagainya. Bahkan Islam menegaskan antar laki-laki dan perempuan

di hadapan Allah sama. Yang menentukan kemulian seseorang bukan

jenis kelaminnya, suku, bangsa dan status sosialnya tetapi adalah

takwanya yang tercermin dalam perilaku kesehariannya.

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa

- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujurat/49: 13)

 

Ketika Islam datang praktik perbudakan sedikit-demi sedikit

dihilangkan. Semua memiliki derajat yang sama. Suatu bagaimana

posisi Bilal bin Rabah di sisi Rasulullah, ia adalah sahabat dekat Rasul.

Pada kalau dilihat dari asal-usulnya ia adalah bekas budak yang

berkulit hitam legam. Tetapi kehadiran Bilal bin Rabah sangat berarti

dalam pelaksanaan dakwah Islam. Suaranya yang merdu setiap waktu

melantunkan adzan menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan

shalat.

 

Bahkan Nabi Muhammad sendiri sebagai keturunan Arab

menegaskan bahwa tidak ada kemuliaan bagi bangsa Arab atas non

Arab.

Dan sesungguhnya nenek moyangmu adalah satu Inat, Orang

Arab tidak ada keunggulan atas orang non-Arab dan orang non Arab

juga tidak punya keunggulan atas orang Arab. (HR. Ahmad)

 

Jelas penerapan sikap diskrimatif tidak bisa dibenarakan dalam

semua tingkatan. Dalam suatu keluarga seorang ayah atau ibu tidak

boleh bersikap diskriminatif terhadap anak-anaknya. Di sekolah

seorang guru tidak dibenarkan bersikap diskrimatif terhadap muridnya.

Di kelas seorang siswa tidak bersikap diskriminatif terhadap teman-

temannya. Demikian pula di tingkatan yang lebih luas, misalnya

dalam sebuah organisasi, pemerintahan dan lain sebagainya, praktik

diskriminatif harus dihindari.

 

Melihat akibat negatif yang ditimbulkan sikap diskriminatif

tersebut, maka kita harus menghindari tercela tersebut. Dengan

menghindari dan berusaha sekuat tenaga meninggalkan sikap tersebut,

maka akan membawa hikmah yang sangat besar seperti:

1. Terciptanya keadilan di masyarakat.

2. Orang tidak Mudah berlaku sombong.

3. Menganggap bahwa orang lain adalah sama dan saudara.

4. Orang yang menghindari sikap diskriminatif akan membawanya

     masuk ke dalam surga.

 

KELOMPOK 5

KELAS X IPS 2

   1. Alfarabi Hardikusuma

    2. Febry Kurniawan

    3. Irvan Aliyaizzah Habibi Lisdiawan

    4. Nisrina Nadzhifah